Langsung ke konten utama

Jodohmu??? Ngaca dulu

Awalnya sih nyinyir melihat orang pamer kriteria calon pasangannya kelak. Memang sih, kita tentu harus mencari pasangan yang terbaik untuk diri kita namun, mau setinggi gunung sekalipun keinginan kita kalo Allah bilang nggak, kita bisa apa??

sebagai salah satu yang galau juga karena jodoh hahaha cuma mau share aja nih aku juga punya kriteria untuk calon pedampingku kelak tapi kriteria itu aku sebutkan dalam doa disetiap sholat wajib dan sunnah yang aku tunaikan. Buat apa sih kamu sibuk pamer harus beginilah begitulah calon pasangan kamu nanti kalo kamunya aja gak pernah menyibukan diri untuk memperbaiki diri kamu.

Kamu minta calon yang cantik? Emangnya kamu ganteng?
Kamu minta calon yang sholeha? Emangnya kamu sholeh?
Kamu minta calon yang berjilbab? Emangnya kamu udah menutup auratmu sebagai lelaki?
Kamu minta calon yang pintar mengaji? Emangnya kamu udah bener tajwid dalam membaca Al- Qur'an?
Kamu minta calon yang rajin menuntut ilmu? Sudahkah kamu aktif menghadiri majelis-majelis ilmu?

Selalu kembali kepada dirimu sendiri karena pasanganmu adalah cerminan dirimu. Jadi, pantaskanlah dirimu dihadapan Allah SWT, agar kamu mendapatkan pasangan yang sama baiknya dengan kamu dari jenismu sendiri (manusia).

" wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji pula. dan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula." (An Nuur: 26)

Waktu masih bekerja di Bank Mandiri, aku rutin mengikuti pengajian setiap Jumat siang oleh Ustadzah Fathiah, ia berpesan kepada kami semua yang hadir.

"Carilah pasangan yang sekufu dalam bidang apapun"
Sekufu yang dimaksud itu terbagi yang pertama, sekufu dalam agamanya. Selain sama-sama Islam, tapi tingkat keimanan dan ketaqwaan calon pasangan dengan kita harus sama.

Sekufu dalam pendidikan, tentu jelas pendidikan bukanlah hal yang sepele. Karena dari pendidikan juga menentukan pola pikir seseorang. Maka dari itu, carilah pasangan yang sama tingkat pendidikannya dengan kita.

Sekufu dalam latar belakang keluarga, ini penting sekali. Karena menikah bukanlah menyatukan antara 2 orang saja tapi juga kedua keluarga besar, maka dari itu, carilah pasangan yang sama latar belakanganya dengan kita agar tidak terjadi kecanggungan serta kesalahpahaman.

Sekufu dalam pekerjaan dan penghasilan. Jika penghasilan suami lebih banyak daripada istri itu wajar. Namun, kalo terbalik? Maka hindarilah hal seperti ini karena meskipun tidak semua orang tapi dipastikan hal finansial ini dapat menganggu hubungan rumah tangga kelak.

Selain itu, ustadzah Fathiah juga pernah cerita ada sahabat Rasul datang, bercerita kepada rasul tentang calon istrinya yang sudah janda. " Rasul berkata kepada sahabatnya, "masih banyak perempuan yang bisa engkau jadikan istri dan masih gadis, maka carilah perempuan itu". Ini jelas berkesinambungan dengan sekufu tadi. Tapi, menurut aku yang namnya jodoh kita yang cari tapi Allah yang restuin.

Bagaimana cari restu dari Allah?

Kembali dari ilmu yang didapat dalam majelis. Jika kita sudah memiliki calon pasangan maka hendaklah kita sholat istikhoroh 2 rakaat lalu mintalah petunjuk Allah. Jika calon itu baik maka akan Allah berikan petunjuk baik namun jika calon itu tidak baik akan Allah berikan petunjuk buruk juga.

Terus kalo buat yang masih nerawang-nerawang jodohnya?

Sholatlah 2 rakaat, dalam shalat Hajat.. Bawalah hajatmu untuk menikah dan sebutkanlah kriteria yang kamu inginkan dan mintalah dengan penuh kesungguhan, insha Allah kita tinggal berserah diri menanti jawaban.

Sholat tersebut untuk rakaat pertama membaca Surah Al-Kafirun, tau ya yang depannya kul yaa ayuhal kaafiruuun... Dan rakaat kedua surah Al-Ikhlas .


Ini sekedar share ya, aku juga masih pada tahap belajar dan terus memantaskan diri semoga Allah mengijabah doa kita, sholat kita, amal kita, dan sedekah kita.

Amien :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

im collector!

Aku pernah bilang bahwa aku adalah seorang lulusan sarjana komunikasi, aku paham sedikit banyak mengenai penyiaran radio dan tv, aku juga memiliki modal pengalaman 7 bulan sebagai jurnalis online sebelum aku lulus kuliah, prestasiku juga banyak dan aku terlalu sombong menongak bahkan menegaskan bahwa aku tidak suka berkerja kantoran, duduk dibelakang meja apalagi di sebuah Bank. Itu bukanlah aku, bukanlah passion ku.. Semua berubah, ketika aku mengundurkan diri menjadi jurnalist infotainment di media online pesatnews.com pada desember 2012 lalu, aku resmi menjadi seorang pengangguran. Beda rasanya, ketika kita baru lulus dan menunggu pekerjaan dengan posisi aku yang saat itu lulus malah berhenti berkerja. Lalu, aku harus rajin mengirimkan email, datang ke job expo agar aku bisa mendapatkan kerja. Beberapa media sudah ku datangi, namun tak satupun meloloskan aku dari nasib ini. Aku mulai luluh, aku mengubah pola pikirku. Aku tak bisa diam dirumah tanpa gaji. Aku coba melamar di bank

LIA PUSPITASARI

sedih banget rasanya gak bisa kasih apa2 buat sahabat gue lia puspitasari  hari ini gue lagi di warnet gue bingung mau kasih kejutan apa! sedangkan setiap tahunnya lia selalu kasih gue kado... gue cuma pengen bikin tulisan buat dia.. ya meskipun ini bukan apa2 tapi gue mau tulis ini... gue tulis blog ini pake warna biru warna kesukaan lia.. SEKILAS TENTANG SAHABATKU LIA sayang.. tahun 2005 lalu itu pertama kali kita kenal di lantai 3 kelas x-1 SMAN 112 Jakarta ya saat itu awal pertama kali perkenalan kita... dulu kita temenan gak cuma berdua bareng2 sama iza, ines, angel dan kita namain sama2 "eng ink eng". masalah demi masalah kita lewati sebenernya sih aku yang bermasalah naik ke kelas xi kita terpisah kamu masuk ipa sedangkan aku ips dan  kita juga jadi ber 4 sama dini dan angel. tetep aja aku bermasalah lagi... dan bubar!! tapi kita tetap gak pernah punya masalah kita nyambung.. ya diantara mereka aku paling nyambung sama kamu.. kita sama2 ikut ekskul jurnalistik sam

partner hidupku

Mungkin ini adalah pengalaman calon ibu. Gak kaya kebanyakan orang kehamilan diisi dengan ngidam pengen makan ini itu. Aku justru gak nafsu makan mulai dari 4 minggu kehamilan hingga kini memasuki 14 minggu berdasarkan hitungan dokter. Beberapa orang yang berpengalaman pasti akan support dan bilang "namanya juga hamil." Setiap kali aku ngeluh enek dan gak nafsu makan. "Paksain makan, biar enek muntah harus paksa aja kasian bayinya." Hampir tiap orang terdekat ngomong seperti ini. Mana mungkin aku gak kasian sama anakku sendiri? Mana mungkin aku gak mau memberikan nutrisi dan gizi buat anakku? Aku mengalami morning sickness sepanjang waktu, selagi bisa makan aku pasti makan, tapi kalo emang beneran nggak bisa, bukannya aku gak mau usaha dan gak mau berjuang. Mual yang parah sampai air putih juga nggak ketelan. Aku akhirnya tumbang dan perlu perawatan agar mual hilang dan bisa makan dan minum lagi. Beruntungnya aku memiliki suami yang tulus, ikhlas dan percaya