Hai aku mau sharing. Karena aku udah mengalami melahirkan dan mengurus baby jadi boleh dong ya ngasih pendapat dan pandangan aku soal Baby Blues ini. Kata baby blues ini belakangan marak dan dikaitkan dengan insiden Pembunuhan atau melukai diri sendiri atau orang terdekat baik suami maupun baby. Sorry, aku bukan bagian dari kalian yang membenarkan dan seolah 'mendukung' bahwa insiden kayak gitu karena baby blues. Yang aku baca dari beberapa artikel, baby blues adalah kondisi emosi ibu usai melahirkan, kadang ibu merasa sedih, nangis, kesal, marah secara tiba-tiba dan akan hilang sendiri. Biasanya berlangsung 1 hingga 2 minggu, kalau lebih dari itu psikolog menyarankan untuk konsultasi ke dokter atau psikolog.
Apakah ibu dengan baby blues wajar? Ya, aku setuju ini wajar. Aku pun merasa pernah mengalami dimana aku merasa "belum mengerti ngurus anak", dan biasanya depresi ini karena "omongan orang". Apalagi kalo nyinggung2 soal ASI. Hehe.. Ketika kita memiliki baby, hampir semua terasa berubah salah satunya soal waktu tidur. Waktu perawan bebas mau bangun jam berapa, tapi pas ada baby dikit-dikit bangun dan gak jarang bikin sakit kepala. Mungkin begitulah yang dimaksud kudu siap mental dulu kalo mau berumahtangga.
Alhamdulillah, kondisi seperti ini bisa aku lewatin karena ada suami yang mendukung dengan penuh cinta 😁.
Lagi rame nih di media sosial yang mengaitkan soal ibu nusuk bayinya sendiri karena baby blues. Sebelumnya, ada ibu mengubur bayinya hidup-hidup karena baby blues. Aku di pihak yang nggak setuju. Masa iya lo jadi membenarkan membunuh anak sendiri karena ya gue baby blues. Makanya kalo ibu baby blues itu harus diperhatiin, dibantu dan didampingin. Ya, setiap ibu yang baru melahirkan emang harus mendapatkan 3 hal tersebut. Tapi aku nggak pernah mau membenarkan kalo si ibu sampai melukai hingga membunuh buah hatinya sendiri dengan alasan tersebut.
Ah lo ngga ngerasain sih pi. Terserah lo deh mao ngomong, "ga deket sama Tuhan sih", (misalnya). Hehe. Salah besar gaes, aku melewati depresi luar biasa pasca melahirkan. Mungkin lebih parah dari depresi kalian duhai para ibu. Bukan cuma soal baby blues aja, disaat bersamaan aku harus menghadapi depresi luar biasa karena sesuatu hal yang membuat aku mendapatkan banyak tekanan dari beberapa orang termasuk mamaku. Orangtua ku sendiri. Jadi nih ya, baby blues ditambah depresi akan masalah ditambah tekanan dari pihak luar ditambah tekanan dari orang terdekat ditambah omongan orang soal ngurus bayi yang dianggap masih nggak becus. Suami emang mendukung tapi kalo pas lagi dikantor gimana? Ya nangis terus setiap hari sampai nggak mau makan. Tapi, separah apapun kondisi gue saat itu nggak ada setitikpun terbesit buat melukai anak yang udah aku tunggu-tunggu selama 9 bulan.
Jadi, ya aku setuju dengan omongan "Mungkin lo ngga deket sama Allah". Karena dengan dekat sama Allah dijauhkan dengan bujuk rayu syaitan untuk berbuat hal-hal yang gak seharusnya kita lakukan. Aku nangis sepanjang hari loh dan nggak mau makan selama 3-4 bulan. Tapi alhamdulillah berlalu juga. Hehe
Ditulisan ini aku pun ingin menyampaikan pada para suami untuk nggak pernah lelah memberikan dukungan, cinta, dan semangat kepada istri. Karena ASI itu kudu dikasih 2 tahun, ibu mau nggak mau kebangun tiap malam. Dengarkan keluh kesah istri dan lelahnya ngurus baby ketika suami kerja,terus jadilah suami modern yang mau turun tangan kerjasama ngurus baby seperti bantu ganti popok, mandikan, pakaikan baju hingga menyusui pakai botol jika ibu terlalu lelah.
Jadi buat kamu calon ibu. Sadarlah, bahwa kita ini dipilih untuk menjadi yang terkuat. Ada banyak sekali tantangan dan perjuangan yang harus kita hadapi ketika baby sudah lahir. Kurang tidur, baby nangis terus, masih ngga ngerti harus gimana, ASI keluar sedikit, komentar orangtua, mertua , tante, kakak, temen, dll. Kita nggak bisa memaksa orang lain untuk berpikiran seperti kita, untuk mengerti maunya kita. Tapi kita sebagai ibu harus fight dengan kondisi apapun.
Oiya tulisan ini cuma share pengalaman aja ya.. kalo kalian nggak sepaham ya ndak apa-apa. Kita emang diciptakan berbeda kok.. pemikiran dan pandangan kita soal baby blues ini mungkin berbeda tapi naluri seorang ibu biasanya sama. Nggak akan membiarkan anaknya terluka. Thankyou udah baca hehe..
Apakah ibu dengan baby blues wajar? Ya, aku setuju ini wajar. Aku pun merasa pernah mengalami dimana aku merasa "belum mengerti ngurus anak", dan biasanya depresi ini karena "omongan orang". Apalagi kalo nyinggung2 soal ASI. Hehe.. Ketika kita memiliki baby, hampir semua terasa berubah salah satunya soal waktu tidur. Waktu perawan bebas mau bangun jam berapa, tapi pas ada baby dikit-dikit bangun dan gak jarang bikin sakit kepala. Mungkin begitulah yang dimaksud kudu siap mental dulu kalo mau berumahtangga.
Alhamdulillah, kondisi seperti ini bisa aku lewatin karena ada suami yang mendukung dengan penuh cinta 😁.
Lagi rame nih di media sosial yang mengaitkan soal ibu nusuk bayinya sendiri karena baby blues. Sebelumnya, ada ibu mengubur bayinya hidup-hidup karena baby blues. Aku di pihak yang nggak setuju. Masa iya lo jadi membenarkan membunuh anak sendiri karena ya gue baby blues. Makanya kalo ibu baby blues itu harus diperhatiin, dibantu dan didampingin. Ya, setiap ibu yang baru melahirkan emang harus mendapatkan 3 hal tersebut. Tapi aku nggak pernah mau membenarkan kalo si ibu sampai melukai hingga membunuh buah hatinya sendiri dengan alasan tersebut.
Ah lo ngga ngerasain sih pi. Terserah lo deh mao ngomong, "ga deket sama Tuhan sih", (misalnya). Hehe. Salah besar gaes, aku melewati depresi luar biasa pasca melahirkan. Mungkin lebih parah dari depresi kalian duhai para ibu. Bukan cuma soal baby blues aja, disaat bersamaan aku harus menghadapi depresi luar biasa karena sesuatu hal yang membuat aku mendapatkan banyak tekanan dari beberapa orang termasuk mamaku. Orangtua ku sendiri. Jadi nih ya, baby blues ditambah depresi akan masalah ditambah tekanan dari pihak luar ditambah tekanan dari orang terdekat ditambah omongan orang soal ngurus bayi yang dianggap masih nggak becus. Suami emang mendukung tapi kalo pas lagi dikantor gimana? Ya nangis terus setiap hari sampai nggak mau makan. Tapi, separah apapun kondisi gue saat itu nggak ada setitikpun terbesit buat melukai anak yang udah aku tunggu-tunggu selama 9 bulan.
Jadi, ya aku setuju dengan omongan "Mungkin lo ngga deket sama Allah". Karena dengan dekat sama Allah dijauhkan dengan bujuk rayu syaitan untuk berbuat hal-hal yang gak seharusnya kita lakukan. Aku nangis sepanjang hari loh dan nggak mau makan selama 3-4 bulan. Tapi alhamdulillah berlalu juga. Hehe
Ditulisan ini aku pun ingin menyampaikan pada para suami untuk nggak pernah lelah memberikan dukungan, cinta, dan semangat kepada istri. Karena ASI itu kudu dikasih 2 tahun, ibu mau nggak mau kebangun tiap malam. Dengarkan keluh kesah istri dan lelahnya ngurus baby ketika suami kerja,terus jadilah suami modern yang mau turun tangan kerjasama ngurus baby seperti bantu ganti popok, mandikan, pakaikan baju hingga menyusui pakai botol jika ibu terlalu lelah.
Jadi buat kamu calon ibu. Sadarlah, bahwa kita ini dipilih untuk menjadi yang terkuat. Ada banyak sekali tantangan dan perjuangan yang harus kita hadapi ketika baby sudah lahir. Kurang tidur, baby nangis terus, masih ngga ngerti harus gimana, ASI keluar sedikit, komentar orangtua, mertua , tante, kakak, temen, dll. Kita nggak bisa memaksa orang lain untuk berpikiran seperti kita, untuk mengerti maunya kita. Tapi kita sebagai ibu harus fight dengan kondisi apapun.
Oiya tulisan ini cuma share pengalaman aja ya.. kalo kalian nggak sepaham ya ndak apa-apa. Kita emang diciptakan berbeda kok.. pemikiran dan pandangan kita soal baby blues ini mungkin berbeda tapi naluri seorang ibu biasanya sama. Nggak akan membiarkan anaknya terluka. Thankyou udah baca hehe..
Komentar
Posting Komentar