Langsung ke konten utama

Hai Lisan

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Setiap ucapan bani Adam membahayakan dirinya, kecuali kata-kata berupa amar ma'ruf dan nahi munkar, serta berdzikir kepada Allah azza wa jalla.'' (HR Turmuzi). 

Jika kita belum mampu membahagiakan orang lain, baik dengan lisan maupun dengan perilaku kita maka, janganlah menyakiti.  Sekalipun orang tersebut merupakan keluarga, kekasih, sahabat, maupun teman dekat. Sebab, hati yang sudah terluka akan membekas meskipun kamu, mencoba minta maaf atau memperbaikinya di kemudian hari. 

Maka dari itu, jagalah silaturahmi itu dengan lidahmu. Kita tak pernah bisa memastikan hati orang lain menerima atau tidak, lagi senang atau lagi sedih, lagi tenang atau lagi kalut. Sesungguhnya, diam memang lebih baik daripada banyak bicara jika diam memang menolong kita dari kata-kata yang menyakiti orang lain..

Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahihnya no. 6477 dan Muslim dalam kitab Shahihnya no. 2988 [3] dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda.

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيْهَا يَهْوِى بِهَا فِي النَّارِأَبْعَدَمَا بَيْنَ الْمَسْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat."


Secarik Sajak Untuk Lisanku

Karya : Sovi Ardila
Senin, 13 Juni 2016

Selamat pagi lisanku..
sudahkah kau ucapkan salam kepada saudaramu?
atau, 
sudahkah kau memuji orang lain yang hadir didekatmu?
jika belum, lakukanlah..


Hai lisanku.. 
cobalah mengeja kembali apa saja tutur kata kemarin hari
adakah lidah ini tak sengaja menyakiti
jika ada renungkanlah..
mohon ampun kepada-NYA



Percayalah, apa yang kita lakukan hari ini akan kita rasakan hasilnya dihari nanti..
mungkin, nggak langsung kita rasakan dampaknya hari ini, besok atau lusa.
Namun, jika suatu hari kamu pernah merasa beruntung itu pasti hasil dari kebaikan yang kamu tuai di hari lalu.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

im collector!

Aku pernah bilang bahwa aku adalah seorang lulusan sarjana komunikasi, aku paham sedikit banyak mengenai penyiaran radio dan tv, aku juga memiliki modal pengalaman 7 bulan sebagai jurnalis online sebelum aku lulus kuliah, prestasiku juga banyak dan aku terlalu sombong menongak bahkan menegaskan bahwa aku tidak suka berkerja kantoran, duduk dibelakang meja apalagi di sebuah Bank. Itu bukanlah aku, bukanlah passion ku.. Semua berubah, ketika aku mengundurkan diri menjadi jurnalist infotainment di media online pesatnews.com pada desember 2012 lalu, aku resmi menjadi seorang pengangguran. Beda rasanya, ketika kita baru lulus dan menunggu pekerjaan dengan posisi aku yang saat itu lulus malah berhenti berkerja. Lalu, aku harus rajin mengirimkan email, datang ke job expo agar aku bisa mendapatkan kerja. Beberapa media sudah ku datangi, namun tak satupun meloloskan aku dari nasib ini. Aku mulai luluh, aku mengubah pola pikirku. Aku tak bisa diam dirumah tanpa gaji. Aku coba melamar di bank

LIA PUSPITASARI

sedih banget rasanya gak bisa kasih apa2 buat sahabat gue lia puspitasari  hari ini gue lagi di warnet gue bingung mau kasih kejutan apa! sedangkan setiap tahunnya lia selalu kasih gue kado... gue cuma pengen bikin tulisan buat dia.. ya meskipun ini bukan apa2 tapi gue mau tulis ini... gue tulis blog ini pake warna biru warna kesukaan lia.. SEKILAS TENTANG SAHABATKU LIA sayang.. tahun 2005 lalu itu pertama kali kita kenal di lantai 3 kelas x-1 SMAN 112 Jakarta ya saat itu awal pertama kali perkenalan kita... dulu kita temenan gak cuma berdua bareng2 sama iza, ines, angel dan kita namain sama2 "eng ink eng". masalah demi masalah kita lewati sebenernya sih aku yang bermasalah naik ke kelas xi kita terpisah kamu masuk ipa sedangkan aku ips dan  kita juga jadi ber 4 sama dini dan angel. tetep aja aku bermasalah lagi... dan bubar!! tapi kita tetap gak pernah punya masalah kita nyambung.. ya diantara mereka aku paling nyambung sama kamu.. kita sama2 ikut ekskul jurnalistik sam

partner hidupku

Mungkin ini adalah pengalaman calon ibu. Gak kaya kebanyakan orang kehamilan diisi dengan ngidam pengen makan ini itu. Aku justru gak nafsu makan mulai dari 4 minggu kehamilan hingga kini memasuki 14 minggu berdasarkan hitungan dokter. Beberapa orang yang berpengalaman pasti akan support dan bilang "namanya juga hamil." Setiap kali aku ngeluh enek dan gak nafsu makan. "Paksain makan, biar enek muntah harus paksa aja kasian bayinya." Hampir tiap orang terdekat ngomong seperti ini. Mana mungkin aku gak kasian sama anakku sendiri? Mana mungkin aku gak mau memberikan nutrisi dan gizi buat anakku? Aku mengalami morning sickness sepanjang waktu, selagi bisa makan aku pasti makan, tapi kalo emang beneran nggak bisa, bukannya aku gak mau usaha dan gak mau berjuang. Mual yang parah sampai air putih juga nggak ketelan. Aku akhirnya tumbang dan perlu perawatan agar mual hilang dan bisa makan dan minum lagi. Beruntungnya aku memiliki suami yang tulus, ikhlas dan percaya