Langsung ke konten utama

Tentang Bayu

"Aku nggak pernah menyangka, mencintai Kamu secepat ini"

Jumat, 19 Februari 2016. Kita bersua dan duduk berhadapan untuk pertama kalinya di sebuah toko donat di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan. Aku sengaja membiarkanmu datang lebih dahulu dan menungguku, dengan begitu, Aku memiliki kesempatan untuk memandangi tegapnya badanmu yang kebetulan saat itu duduk memunggungiku.

Aku menghampirimu, dan menjulurkan tangan lebih dahulu untuk menjabat hangat tanganmu.

"Hai.. Lama nggak nunggunya?" Tanyaku.

"Yah, lumayan juga sih." Jawab Kamu sambil menarik bibir hingga melengkung seperti bulan sabit.

"Sama kok wajahmu kayak di foto." Ucapmu cepat.

"Oh ya, hahaha."

Kita mulai memotong donat yang kita beli dengan garpu dan pisau sebagai pengiring pertemuan pertama kita hari itu. Kita mulai membuka perbincangan dengan melempar tanya untuk mengetahui pribadi satu sama lain lebih jauh.

Kemudian, kita saling menatap dan menyimak setiap kata, kalimat, juga cerita yang tanpa henti kita bincangkan hingga 2 jam berlalu.

"Disini nggak ada mushalla, kita belum sholat ashar." Ucap Kamu.

"Terus, kita mau pulang atau pindah tempat aja ke mall Gandaria seberang?" Tanyaku.

"Kayaknya kita akhiri saja dulu pertemuan kita hari ini. Oiya, Aku boleh minta nomor handphone mu?" Tanya Kamu sambil bersiap mencatatnya dengan segera.

Usai mencatatnya, Kamu pun bergegas berdiri dan mengajakku untuk jalan berdampingan menuju parkiran. Saat itulah Aku menyadari bahwa Kamu memiliki badan yang sangat tinggi, bagaimana tidak, tinggiku hanya sampai pada dadamu.

"Gila, udah pake wedges 7 cm aja, gue se dadanya." Ucapku dalam hati.

Usai pertemuan itu, kita masih berkabar dan membuat janji pertemuan kembali pada hari Kamis, 25 Februari. Kamu menyelipkan ajakan menonton saat itu.

"Kalo Aku ajak nonton, Kamu mau nggak?" Tanya Kamu.

"Boleh, mau nonton apa dan dimana?" Balas Aku cepat.

Awalnya, Kamu mengusulkan bertemu dan menonton di salah satu mall di kawasan Blok M Jakarta Selatan. Namun, rencana berubah menjadi pergi ke salah satu mall di wilayah Bintaro, Jakarta Selatan. Dan deal.

Kamu mengajukan diri untuk menjemput Aku ke rumah dan pamit kepada Mama. Aku sangat senang saat itu, meski sempat berkali - kali menanyakan keseriusan apakah Kamu benar mau jemput dari Pamulang ke Ciledug lalu nonton ke Bintaro dan anterin Aku pulang lagi. Aku berpikir Kamu akan capek nantinya. Namun, Kamu menegaskan. "Lelaki pantang mengulang janji."

Rabu malam Aku memberanikan diri untuk bercerita kepada Mama tentang Kamu yang besok akan datang mengajak pergi anak gadisnya. Mama banyak bertanya, namun kulihat ada pancaran wajah bahagia jelas dari senyumnya.

25 Januari 2016.

Pagi ini Kamu tidak ada kabar. Aku berpikir mungkin Kamu lupa ada janji. Ternyata, Kamu bilang kamu tidak lihat handphone dari tadi pagi. Dan selepas dzuhur Kamu berangkat menuju rumahku.

1 Jam Aku menunggu. Aku yang khawatir Kamu nyasar memutuskan untuk menelpon dan ternyata Kamu sudah ada didepan rumahku.

"Hai, nyampe juga." Ucapku.

"Hahaha iya dong, lama nggak?" Tanya Kamu sambil menyodorkan kue bolu.

"Nggak lama kok pas sejam, ini apaan sih pake bawa ginian segala, ayo masuk."

Dan untuk pertama kalinya, Aku mengenalkan Kamu ke Mama. Tak lama, kita pun berangkat menuju Bintaro. Sepanjang perjalanan kita tak terlalu banyak ngobrol dan Kamu bilang, "Nah, sekarang Kamu boleh ngantuk." Ucapan Kamu itu dikarenakan sewaktu perjalan pulang di pertemuan pertama Aku mengeluh karena ngantuk dijalan padahal lagi membawa motor,hehehe.

Tapi, mana tega Aku tidur dan membiarkan Kamu menyetir.

Tiba di Mall sekitar hampir Jam 3 sore kita langsung menuju bioskop untuk memesan tiket. Beruntung, film yang ingin kita tonton baru mulai 10 menit lagi dan kita langsung memilih nonton di jam tersebut dan membeli popcorn serta minum dan mulai menonton

Usai nonton sekitar pukul 5 Sore, kita bergegas sholat Ashar di Musholla Mall. Sehabis itu, kita makan. Ketika makan, kita manfaatkan lagi waktu untuk semakin saling mengenal bertukar cerita, tertawa, bercanda dan untuk pertama kalinya Kamu tahu kalau Aku lagi nggak makan nasi, dan Kamu yang habisin nasinya hehehe...

Setelah kenyang, kita sholat maghrib dan pulang.

Tiba dirumah kita kembali mengobrol di teras rumah. Seolah tidak ada habisnya cerita untuk dibagi dan Aku berharap waktu dapat menahanmu untuk tetap disini. Tapi, Aku nggak mau Kamu kemalaman dan kehujanan lalu kubiarkan Kamu pamit pulang.

"Sampai rumah kabarin Aku ya." Pintaku sambil melepasmu pulang.

"Iya pasti." Jawabmu sambil meninggalkan senyuman.

Satu jam kemudian Kamu mengabari Aku bahwa sudah sampai dirumah. Lalu suasana membawa kita berbicara serius layaknya orang dewasa. Haha...

Kita saling memastikan. Saling meyakinkan. Dan Berkomitmen untuk mulai belajar menyayangi, mengerti, dan memahami.

Dan kini, Aku ingin bilang kalau Aku senang mengenalmu, menyayangimu, dan menunggu diHALALin Kamu :D

Bay, Aku pilih Kamu tanpa alasan. Tapi yang harus Kamu tahu. Aku bersyukur menjadi bagian yang dianggap penting oleh orang tulus sepertimu, Aku bahagia. Dan semoga Allah memudahkan tujuan dan niat baik kita ya sayang.. Amien ;)

Bay..
Jangan pernah lelah ya, untuk mencintai Aku dengan segala keterbatasanku..

I Love U lelaki jangkung berkacamata kesayangan Aku :*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

im collector!

Aku pernah bilang bahwa aku adalah seorang lulusan sarjana komunikasi, aku paham sedikit banyak mengenai penyiaran radio dan tv, aku juga memiliki modal pengalaman 7 bulan sebagai jurnalis online sebelum aku lulus kuliah, prestasiku juga banyak dan aku terlalu sombong menongak bahkan menegaskan bahwa aku tidak suka berkerja kantoran, duduk dibelakang meja apalagi di sebuah Bank. Itu bukanlah aku, bukanlah passion ku.. Semua berubah, ketika aku mengundurkan diri menjadi jurnalist infotainment di media online pesatnews.com pada desember 2012 lalu, aku resmi menjadi seorang pengangguran. Beda rasanya, ketika kita baru lulus dan menunggu pekerjaan dengan posisi aku yang saat itu lulus malah berhenti berkerja. Lalu, aku harus rajin mengirimkan email, datang ke job expo agar aku bisa mendapatkan kerja. Beberapa media sudah ku datangi, namun tak satupun meloloskan aku dari nasib ini. Aku mulai luluh, aku mengubah pola pikirku. Aku tak bisa diam dirumah tanpa gaji. Aku coba melamar di bank

LIA PUSPITASARI

sedih banget rasanya gak bisa kasih apa2 buat sahabat gue lia puspitasari  hari ini gue lagi di warnet gue bingung mau kasih kejutan apa! sedangkan setiap tahunnya lia selalu kasih gue kado... gue cuma pengen bikin tulisan buat dia.. ya meskipun ini bukan apa2 tapi gue mau tulis ini... gue tulis blog ini pake warna biru warna kesukaan lia.. SEKILAS TENTANG SAHABATKU LIA sayang.. tahun 2005 lalu itu pertama kali kita kenal di lantai 3 kelas x-1 SMAN 112 Jakarta ya saat itu awal pertama kali perkenalan kita... dulu kita temenan gak cuma berdua bareng2 sama iza, ines, angel dan kita namain sama2 "eng ink eng". masalah demi masalah kita lewati sebenernya sih aku yang bermasalah naik ke kelas xi kita terpisah kamu masuk ipa sedangkan aku ips dan  kita juga jadi ber 4 sama dini dan angel. tetep aja aku bermasalah lagi... dan bubar!! tapi kita tetap gak pernah punya masalah kita nyambung.. ya diantara mereka aku paling nyambung sama kamu.. kita sama2 ikut ekskul jurnalistik sam

partner hidupku

Mungkin ini adalah pengalaman calon ibu. Gak kaya kebanyakan orang kehamilan diisi dengan ngidam pengen makan ini itu. Aku justru gak nafsu makan mulai dari 4 minggu kehamilan hingga kini memasuki 14 minggu berdasarkan hitungan dokter. Beberapa orang yang berpengalaman pasti akan support dan bilang "namanya juga hamil." Setiap kali aku ngeluh enek dan gak nafsu makan. "Paksain makan, biar enek muntah harus paksa aja kasian bayinya." Hampir tiap orang terdekat ngomong seperti ini. Mana mungkin aku gak kasian sama anakku sendiri? Mana mungkin aku gak mau memberikan nutrisi dan gizi buat anakku? Aku mengalami morning sickness sepanjang waktu, selagi bisa makan aku pasti makan, tapi kalo emang beneran nggak bisa, bukannya aku gak mau usaha dan gak mau berjuang. Mual yang parah sampai air putih juga nggak ketelan. Aku akhirnya tumbang dan perlu perawatan agar mual hilang dan bisa makan dan minum lagi. Beruntungnya aku memiliki suami yang tulus, ikhlas dan percaya