semoga baitan sajak yang diketik ini tak membuat kata melupakan pena dari secarik kertas kosong..
bukankah semua tulisan berawal dari coretan?
ku tulis huruf abjad lalu kurangkainya menjadi sebuah cerita yang kurangkum dan menjadikannya puisi..
kemudian,
dahulu aku pun hanya mampu menggambar benang kusut yang semerawut...
lalu pelan pelan belajar menggariskan garis lurus membentuk gunung hijau yang menyatu dengan langit biru lengkap dengan matahari berwarna kuning ditengahnya serta sawah..
atau
menggambar rumah sederhana lengkap dengan jendela lalu pohon besar dan rumput-rumput halaman...
ya begitulah
sekarang yang harus kucari dimana aku letakan rasa syukur itu?
syukur untuk untaian kata yang mampu ku torehkan setiap waktu
syukur untuk gambaran dalam imajinasi yang tak terbatas..
semoga lupa tak menjadikan aku lekas menua..
Komentar
Posting Komentar